Koneksi Antar Materi Modul 2.1 (Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi)
Koneksi Antar Materi Modul 2.1
(Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi)
A. Pembelajaran berdeferensiasi menurut pendapat saya pribadi?
Pembelajaran berdeferensiasi adalah salah satu bentuk metode pengajaran kepada murid yang bisa mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda. Pembelajaran berdeferensiasi memberikan ruang yang sama bagi murid untuk menumbuhkembangkan minat dan bakatnya saat belajar didalam kelas. Pembelajaran berdeferensiasi adalah bentuk keadilan dalam memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam.
Bagaimana pembelajaran berdeferensiasi dapat di implementasikan di dalam kelas?
Seorang guru
harus mampu memberikan keadilan dalam memenuhi kebutuhan belajar murid yang
beragam. Adil disini bukan berarti pembagian sama rata, keadilan yang dimaksud
disini adalah guru berusaha memastikan semua murid mendapatkan apa yang dia
butuhkan dalam menumbuhkankembangkan minat dan bakatnya, dan tetunya saja hal
itu akan menjadikan porsi yang berbeda-beda untuk semua murid.
Sebelum
melakukan pengajaran di dalam kelas guru harus mengetahui dan memetakan
kebutuhan belajar muridnya. Setidaknya ada 3 aspek data yang harus dipetakan
oleh seoarang guru mengajar:
1. Kesiapan Belajar Murid (Readiness)
Kesiapan
belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau
keterampilan baru dari seorang murid. Kapasitas murid dalam mempelajari sebuah
materi pembelajan berbeda-beda. Ada murid yang suka pembelajarannya dari
abstrak ke konkrit atau sebaliknya. Ada juga murid yang senang materi
pembelajarannya disampaikan dari sederhana ke kompleks tetapi ada juga
yang sebaliknya. Seorang guru bisa menyiapakan pembelajaran dengan dinamika
kesiapan belajar murid yang sangat beragam.
2. Minat Murid
Minat merupakan
suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi
atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Minat
sebenarnya dapat kita lihat dalam 2 perspektif:
Yang pertama, sebagai
minat situasional. Dalam perspektif ini, minat merupakan keadaan psikologis
yang dicirikan oleh peningkatan perhatian, upaya, dan pengaruh, yang dialami
pada saat tertentu Seorang anak bisa saja tertarik saat seorang gurunya
berbicara tentang topik hewan, meskipun sebenarnya ia tidak menyukai topik
tentang hewan tersebut, karena gurunya berbicara dengan cara yang sangat
menghibur, menarik dan menggunakan berbagai alat bantu visual.
Yang kedua, minat
juga dapat dilihat sebagai sebuah kecenderungan individu untuk terlibat dalam
jangka waktu lama dengan objek atau topik tertentu. Minat ini disebut juga
dengan minat individu. Seorang anak yang memang memiliki minat terhadap hewan,
maka ia akan tetap tertarik untuk belajar tentang hewan meskipun mungkin saat
itu guru yang mengajar sama sekali tidak membawakannya dengan cara yang menarik
atau menghibur.
Ada Beberapa
cara yang dapat dilakukan oleh seoarang guru untuk menarik minat belajar
muridnya:
· Menciptakan situasi pembelajaran yang menarik
perhatian murid (misalnya dengan humor, menciptakan kejutan-kejutan, dsb),
·
Menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan
dengan minat individu murid,
·
Mengkomunikasikan nilai manfaat dari apa yang
dipelajari murid, dan
· Menciptakan kesempatan-kesempatan belajar di
mana murid dapat memecahkan persoalan (problem-based learning)
3. Profil Belajar Murid
Profil belajar
murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:
- Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb. Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.
- Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
- Preferensi gaya belajar, Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
- Visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, diagram, power point, catatan, peta konsep, graphic organizer, dsb);
- Auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);
- Kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya sambil bergerak, melakukan kegiatan hands on, dsb).
- Preferensi berdasarkan kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Teori tentang kecerdasan majemuk menjelaskan bahwa manusia sebenarnya memiliki delapan kecerdasan berbeda yang mencerminkan berbagai cara kita berinteraksi dengan dunia. Kecerdasan tersebut adalah visual-spasial, musical, bodily kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic matematika.
B. Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?
Kunci
keberhasilan pembelajaran berdeferensiasi ada pada seoarang guru. Guru harus
dapat menggali data kebutuhan murid dan kemudian memetakannya dengan
benar agar bisa membuat perencanaan pembelajaran yang bisa mengakomodasi
beragam kebutuhan murid. Jika hal itu dilakukan dengan benar dan penuh
kesungguhan maka pembelajaran berdeferensiasi akan mampu membantu murid dalam
mencapai hasil belajar yang optimal.
Mendapatkan
informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah
kegiatan yang rumit. Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian
formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan dengan baik
murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar
murid-muridnya. Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat
membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid-muridnya.
C. Bagaimana keterkaitan antara materi dalam modul 2.1 (Pembelajaran berdeferensiasi) dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak?
Pembelajaran berdeferensai pada modul 2.1 sangat terkait dengan modul-modul lainnya pada pendidikan guru penggerak, diantaranya:
- Pertama, pada modul 1.1 Filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara dimanapendidikan harus menyesuaikan dengan kodrat alam yaitu kondisi murid sejak lahir yang dipengaruhi kultur budaya, lingkungan tempat murid berada dan kodrat zaman yaitu perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu.
- Kedua, pada modul 1.2 Nilai-nilai dan peran guru penggerak, salah satu poin dari nilai-nilai guru penggerak adalah berpihak kepada murid ayang artinya harus bisa memenuhi kebuatuhan belajar murid, selain itu peran guru penggerak adalah sebagai pemimpin pembelajaran yang artinya harus mampu mengatur dan merencanakan pembelajaran dengan baik dan mampu mewujudkan kepemimpinan murid.
- Ketiga, pada modul 1.3 Visi guru penggerak, salah satu poin penting adalah guru penggerak harus mampu menggerakan perubahan di sekolahnya masing-masing terutama terkait dengan pemeblajran yang berpihak kepada murid.
- Keempat, pada modul 1.4 Budaya Positif salah satu poin penting yang berkaitan dengan modul 2.1 pembelajaran berdeferensiasi adalah guru harus berperan sebagai manajer yang didalam menyelesaikan permasalah murid harus menggunakan metode restitusi, dalam metode restitusi setiap murid harus diperhatikan kebutuhan dasarnya, karena biasanya kasus atau permasalahan murid dilandasi oleh salah satu dari kebutuhan dasarnya yang tidak terpenuhi, dan bisa saja salah satunya adalah kebutuhan belajarnya yang tidak terpenuhi.
Komentar
Posting Komentar